Rabu, 15 Juli 2020

MATERI MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH ( MPLS ) : PEMBINAAN MENTAL AGAMA DISEKOLAH



MATERI MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

" PEMBINAAN MENTAL AGAMA DI SEKOLAH "

OLEH

HARTONO, S.Pd.I, M.Pd.I


     Pendidikan dimanapun dan kapanpun masih dipercaya orang sebagai media ampuh untuk membentuk kepribadian anak kearah kedewasaan. Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pembinaan mental.Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri dan penghayatan tinggi tanpa ada unsur paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama. Karenanya keyakinan itu harus dipupuk dan ditanamkan sedari kecil sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadian anak sampai ia dewasa. Melihat dari sini, pendidikan agama di sekolah mendapat beban dan tanggungjawab moral yang tidak sedikit apalagi jika dikaitkan dengan upaya pembinaan mental remaja.Usia remaja ditandai dengan gejolak kejiwaan yang berimbas pada perkembangan mental dan pemikiran, emosi, kesadaran sosial, pertumbuhan moral, sikap dan kecenderungan serta pada akhirnya turut mewarnai sikap keberagamaan yang dianut (pola ibadah).
Pada usia remaja, ditinjau dari aspek ideas and mental growth, kekritisan dalam merangkum pemikiran-pemikiran keagamaan mulai muncul, kekritisan yang dimaksud bisa berupa kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti uraian-uraian yang disampaikan guru Agama di sekolah apalagi jika metodologi pengajaran yang disampaikan cenderung monoton dan berbau indoktrinasi. Jadi mereka telah mulai menampilkan respon ketidaksukaan terhadap materi keagamaan yang dipaketkan di sekolah.Sebenarnya akar permasalahan yang timbul dari kekurangsenangan remaja terhadap paket materi pelajaran keagamaan di sekolah terletak pada minimnya motivasi untuk mendalami agama secara lebih intens, yang lebih sederhana lagi ialah pelajaran agama yang mereka dapat di sekolah kurang memberikan aplikasi dan solusi praktis dalam keseharian mereka.Apalagi waktu mereka lebih banyak dihabiskan dengan nonton TV, jalan-jalan ke mall, ngeceng, pacaran dan hal-hal lain meski banyak juga remaja kita yang melakukan aktifitas positif seperti remaja masjid, berwiraswasta atau ikut organisasi eskulsekolah serta mengikuti kursus-kursus keterampilan.
Jawaban dari permasalahan diatas adalah kembali kepada para guru sebagai pendidik lebih lebih pada sosok guru agama sebagai tauladan dan sumber konsentrasi remaja yang menjadi peserta didiknya.Mampukah ia menjadikan dirinya termasuk masalah materi serta metodologi yang dipergunakan sebagai referensi utama bagi peserta didiknya yang seluruhnya remaja itu dalam mengembangkan sikap keberagamaan yang tidak sekedar merasa memiliki agama (having religion) melainkan sampai kepada pemahaman agama sebagai comprehensive commitment dan driving integrating motive, yang mengatur seluruh kehidupan seseorang dan merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehingga nantinya remaja-remaja tersebut merasakan ibadah sebagai perwujudan sikap keberagaman intrinsic tersebut sama pentingnya atau malah lebih penting dibanding nonton TV, jalan-jalan, hura-hura dan lain sebagainya.
Satu hal penting lainnya yang tidak boleh diabaikan oleh para guru Agama di sekolah ialah materi pelajaran agama yang disampaikan di sekolah hendaknya selalu diorientasikan pada kepentingan remaja, seorang guru Agama harus bias menanamkan keyakinan bahwa apa-apa yang ia sampaikan bukan demi kepentingan sekolah (kurikulum) atau kepentingan guru Agama melainkan demi kepentingan remaja itu sendiri. Karenanya pemahaman akan kondisi objektif kejiwaan remaja mutlak diperlukan oleh para guru Agama di sekolah. Seorang guru Agama harus senantiasa dekat dan akrab dengan permasalahan remaja yang menjadi peserta didiknya agar mampu menyelami sisi kejiwaan mereka. Dan materi pelajaran agamapun harus terkesan akrab dan komunikatif, sehingga otomatis system pengajaran yang cenderung monolog (satu arah), indoktriner, terkesan sangar (karena hanya membicarakan halal haram) harus dihindari, untuk kemudian diganti dengan system pengajaran yang lebih menitikberatkan pada penghayatan dan kesadaran dari dalam diri. Hal ini mungkin saja dilakukan baik dengan mengajak peserta didik bersama-sama mengadakan ritual peribadatan (dalam rangka penghayatan makna ibadah) atau mengajak peserta didik terjun langsung kedalam kehidupan masyarakat kecil sehingga mereka bisa mengamati langsung dan turut merasakan penderitaan yang dialami masyarakat marginal tersebut (sebagai upaya menanamkan rasa solidaritas sosial).Jadi intinya mereka tidak hanya mendengar atau mengetahui saja melainkan turut dilibatkan dalam permasalahan yang terdapat dalam materi pengajaran agama di sekolah.
   Namun diatas semua itu yang paling penting adalah keterpaduan unsur keluarga, lingkungan masyarakat, kebijakan pemerintah disamping sekolah dalam rangka turut menanamkan semangat beragama yang ideal (intrinsik) di kalangan para remaja.Karena tanpa kerjasama terkait antar usur-unsur tersebut mustahil akan tercipta generasi muda (remaja) yang berkualitas.
    Berikut kita sampaikan bentuk-bentuk kegiatan yang sangat cocok untuk peserta didik disekolah menengah pertama kelas 7 yang baru terkait Pembinaan Mental Agama disekolah sebagai berikut :
a. Baca Al Qur'an setiap pagi
b. Sholat dzuhur berjama'ah & sholat sunnah rutin ( dhuha, rawatib,dll )
c. Shodaqah setiap hari
d. Menolong sesama ( Solidaritas sosial )
e. Do'a / Apel pagi
f.  Ucapkan salam setiap bertemu dengan siapapun
g. Mengikuti kegiatan keagamaan disekolah : PHBI, Pengajian, Maulid Nabi,        Isro dan Mi'roj, Muharroman, Pondok/Pesantren Ramadhan, Halal Bihalal,        Khotmil Qur'an dan Pembagian zakat fitrah,Tahlilan, Yasinan, Manaqiban,        sholawatan, Banjarian dan sebagainya.
h. Mengikuti kegiatan Istighotsah setiap jum'at pagi.
i.  Mengikuti kegiatan ekstra Al Qur'an dan Banjari disekolah.
J. Mengikuti kegiatan ESQ di sekolah.
Beberapa contoh foto kegiatan :

























BAGI PESERTA MPLS TAHUN PELAJARAN 2020/2021 DAPAT BERTANYA MELALUI GROUP WHATSAPP KELAS 7 SPALMA 2020/2021...

SELANJUTNYA, SILAHKAN ANAK-ANAK UNTUK MENJAWAB / MENGERJAKAN TUGAS BERIKUT INI :
1. Silahkan catat kata -kata pada materi diatas yang tertulis tebal dan berwarna biru, kemudian cari tahu            artinya !
2. Jelaskan menurut kalian, apa yang dimaksud dengan Pembinaan Mental Agama disekolah !
3. Sebutkan beberapa bentuk kegiatan keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai cermin Pembinaan            Mental Agama disekolah !
4. Sebutkan kegiatan keagamaan apa saja yang telah kalian ikuti baik dirumah maupun dimasyarakat                sebagai  wujud Pengamalan Pembinaan Mental Agama disekolah !
5. Coba kalian kirim 4 foto kegiatan keagamaan yang berbeda dan sering kalian lakukan dirumah sebagai          Wujud Pembinaan Mental Agama melalui Whatsapp, beri nama, kelas dan alamat kemudian kirim Nomor      WA 085607323564 !
    Kerjakan tugas nomor 1 s/d 4 diatas pada selembar kertas Folio bergaris, beri identitas nama, kelas,            alamat dan nomor Whatsapp, kemudian kirimkan hasil pengerjaan tugas kalian ke sekolah pada hari              Sabtu, tanggal 18 Juli 2020.Khusus untuk nomor 5 cukup kirim lewat HP ke nomor tersebut.

    

USBK ONLINE DIRUMAH 2 HARI LAGI